Selamat Datang
Belajar Ilmu Penyakit Tumbuhan merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.
Jumat, 14 Oktober 2022
3.3. Mengamati dan Mengukur Perkembangan Penyakit Tumbuhan di Lapangan
Pada materi 3.2 kita sudah mendiskusikan mengenai proses patogenesis, yaitu proses terjadinya penyakit. faktor-faktor yang mempengaruhi proses patogenesis, dan daur penyakit yang terjadi karena proses patogenesis merupakan proses berulang. Sebagaimana sudah kita diskusikan pada materi tersebut, proses patogenesis bisa terjadi hanya jika faktor-faktor yang berkontribusi dalam mendukung perkembangan penyakit, yaitu patogen yang virulen, inang yang rentan, dan faktor lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan penyakit. Selain itu, manusia merupakan faktor keempat karena dapat mengubah ketiga faktor sebelumnya. Pemahaman mengenai proses tersebut merupakan dasar yang kita perlukan untuk mendiskusikan materi 3.3 ini, yaitu materi mengenai proses monosiklik dan proses polisiklik, cara mengukur penyakit, dan cara mengamati perkembangan penyakit.
Rabu, 12 Oktober 2022
3.2. Patogenesis, Faktor yang Mempengaruhi, dan Daur Penyakit Tumbuhan
Pada materi 3.1 kita sudah mendiskusikan mengenai organisme penyebab penyakit tumbuhan dan penggolongannya. Organisme penyebab penyakit tumbuhan pada mulanya digolongkan ke dalam kelompok jamur, bakteri, dan virus. Namun hasil perkembangan taksonomi mutakhir memisahkan kelompok organisme yang sebelumnya digolongkan sebagai jamur, yaitu Oomycetes, dari kerajaan fungi dan memasukkannya ke dalam infra-kerajaan Heterokonta (straminopiles) yang bersama-sama dengan infra-kerajaan Alveolata dan Rhizaria merupakan bagian dari supergroup SAR. Selain itu, karena nematoda dan tumbuhan tingkat tinggi parasitik berinteraksi dengan tanaman dalam merusak tanaman sehingga menimbulkan gejala penyakit dan tanda patogen, keduanya juga dapat digolongkan sebagai patogen. Pada materi kuliah kali ini, kita akan mendiskusikan proses perkembangan penyakit, daur penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Selasa, 04 Oktober 2022
3.1. Organisme Penyebab Penyakit Tumbuhan dan Penggolongannya
Pada bagian awal kuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan kita sudah mendiskusikan bahwa penyakit tumbuhan disebabkan oleh faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik terdiri atas organisme yang dalam peraturan perundang-undangan terkait perlindungan tanaman sebagaimana telah Anda pelajari dalam mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman disebut organisme pengganggu tumbuhan (OPT) golongan patogen. Faktor abiotik seperti kekurangan air, kekurangan unsur hara, serta keracunan pupuk dan pestisida bukan merupakan organisme, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit sehingga juga dipelajari dalam Ilmu Penyakit Tumbuhan. Pada materi kuliah kali ini kita akan mendiskusikan mengenai berbagai golongan organisme penyebab penyakit tumbuhan.
2.2. Mendiagnosis Penyakit Tumbuhan: Apakah Gejala Penyakit dan Tanda Patogen Saja Sudah Cukup?
Pada materi 2.1 kita sudah mempelajari gejala penyakit dan tanda patogen. Dari apa yang sudah kita pelajari, kita mengetahui bahwa pada umumnya patogen menimbulkan gejala penyakit yang khas pada tanaman yang diinfeksinya. Sejumlah patogen memang dapat menimbulkan gejala penyakit yang sama, tetapi kita juga mengetahui bahwa setelah menginfeksi dan kemudian berkembang pada tanaman yang diinfeksinya, patogen juga dapat menghasilkan tanda yang dapat diamati. Dengan dasar berpikir sederhana maka kita dapat menyimpulkan bahwa gejala penyakit dan tanda patogen dapat kita gunakan untuk mendiagnosis penyakit tumbuhan. Pada materi kuliah 2.2 ini kita akan membahas bagaimana menggunakan gejala penyakit dan tanda patogen untuk mendiagnosis penyakit tumbuhan.