Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Ilmu Penyakit Tumbuhan merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Selasa, 13 September 2022

2.1. Gejala Penyakit dan Tanda Patogen sebagai Dasar Mendiagnosis Penyakit Tumbuhan

Setelah mempelajari konsep dasar penyakit tumbuhan dan ruang lingkup ilmu penyakit tumbuhan, sekarang tiba saatnya kita mempelajari bagaimana cara mengenali tanaman sakit. Mengenali tanaman sakit dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap berurutan dalam satu rangkaian proses yang secara keseluruhan dikenal sebagai diagnosis penyakit tumbuhan (plant disease diagnosis). Dalam sejarah perkembangan ilmu penyakit tumbuhan, sudah disebutkan bahwa untuk memastikan suatu penyakit tumbuhan perlu dipenuhi postulat Koch. Postulat Koch merupakan prosedur dasar dalam diagnosis penyakit tumbuhan. Namun untuk memulai diagnosis penyakit tumbuhan, terlebih dahulu kita perlu mengetahui gejala penyakit dan tanda patogen yang terjadi pada tanaman.
2.1.1. MATERI KULIAH

2.1.1.1. Membaca Materi Kuliah
Apa Itu Gejala Penyakit dan Tanda Patogen
Ketika suatu patogen tertentu menginfeksi tanaman, tanaman akan menanggapinya sebagai usaha untuk mempertahankan diri. Jika usaha mempertahankan diri gagal maka tanaman akan mengalami perubahan fisiologis dan biokemis karena terjadinya interaksi antara patogen dan tanaman. Sebagai kelanjutan dari perubahan fisiologis dan biokemis tersebut adalah perubahan morfologis dan anatonis tanaman. Perubahan morfologis dan anatomis yang terjadi pada tanaman atau bagian tertentu dari tanaman tampil sebagai gejala penyakit (disease symptom). Perubahan morfologis yang tampak di bagian luar tanaman dikenal sebagai gejala eksternal atau gejala morfolofis (morphological symptom), sedangkan perubahan anatomis yang terjadi di bagian dalam tanaman atau bagian tertentu tanaman dikenal sebagai gejala internal atau gejala fisiologis (physiological symptom).

Pada pihak lain, patogen yang berhasil menginfeksi tanaman akan tumbuh dan berkembang di dalam jaringan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan patogen dapat disertai dengan pembentukan kumpulan organ vegetatif patogen atau kumpulan organ generatif patogen yang tampak secara visual. Kumpulan organ vegetatif maupun generatif patogen kasat mata yang terbentuk saat menimbulkan penyakit pada tanaman dikenal sebagai tanda patogen (pathogen sign). Kemampuan untuk membentuk organ vegetatif atau organ generatif yang tampak secara visual tersebut sangat bergantung pada jenis patogen. Dalam hal ini, berbeda dengan gejala penyakit yang selalu timbul pada tanaman sakit, tanda penyakit tidak selalu terdapat pada semua tanaman sakit, melainkan hanya pada tanaman sakit yang disebabkan oleh patogen tertentu.

Gejala penyakit dapat terjadi secara lokal atau secara menyeluruh (sistemik, systemic). Gejala penyakit lokal merupakan gejala yang berkembang hanya di sekitar titik infeksi pada organ tanaman yang terinfeksi. Contoh gejala lokal adalah gejala bercak (spot). Gejala penyakit menyeluruh merupakan gejala yang terjadi pada seluruh bagian tanaman setelah infeksi terjadi pada bagian tertentu. Contoh gejala menyeluruh adalah gejala layu (wilt) setelah tanaman mengalami infeksi pada bagian akar. Baik gejala lokal maupun gejala menyeluruh dapat merusak dan bahkan mematikan tanaman secara lambat maupun secara cepat. Contoh gejala penyakit lokal yang merusak tanaman atau organ tanaman secara lambat adalah bercak, sedangkan contoh gejala penyakit lokal yang dapat merusak atau mematikan tanaman atau organ tanaman secara cepat adalah hawar (blight). Gejala sistemik yang menyebar ke seluruh bagian tanaman juga dapat merusak atau mematikan tanaman secara lambat atau secara cepat.
Contoh gejala penyakit sistemik yang merusak atau mematikan tanaman secara lambat adalah penyakit akar pada jenis tanaman tertentu, sedangkan gejala penyakit yang merusak atau mematikan tanaman secara cepat adalah layu bakteri. Tanda patogen dapat timbul tanpa mengikuti atau dengan mengikuti perkembangan gejala penyakit. Contoh tanda patogen yang timbul tanpa mengikuti perkembangan gejala penyakit adalah tanda penyakit tepung, sedangkan contoh tanda patogen yang timbul dengan mengikuti perkembangan gejala penyakit adalah tanda penyakit layu bakteri. 

Mengenali apakah gejala penyakit merupakan gejala lokal atau gejala sistemik, apakah merupakan gejala yang berkembang secara lambat atau gejala yang berkembang secara cepat sangat penting sebagai dasar dalam menggunakan gejala penyakit untuk mengukur keadaan dan perkembangan penyakit tumbuhan. Penyakit-penyakit dengan gejala penyakit lokal dan berkembang lambat biasanya diamati dan diukur dengan menggunakan luasan gejala, sedangkan penyakit-penyakit dengan gejala menyeluruh atau dengan gejala lokal tetapi berkembang dengan cepat biasanya diamati dan diukur dengan berdasarkan pada jumlah organ berpenyakit atau jumlah individu tanaman sakit. Penggunaan gejala penyakit untuk mengukur keadaan penyakit tanaman akan diuraikan lebih lanjut pada materi mengenai pengamatan dan pengukuran keadaan penyakit tumbuhan, sedangkan penggunaan gejala penyakit untuk mengukur perkembangan penyakit tanaman akan dibahas dalam mata kuliah epidemiologi penyakit tumbuhan.

Bermacam-macam Gejala Penyakit
Pada uraian di atas sudah disebutkan tiga gejala penyakit tumbuhan, yaitu bercak, layu, dan hawar. Gejala penyakit sangat bermacam-macam, mengingat jenis patogen tertentu dapat menimbulkan gejala yang berbeda ketika menginfeksi jenis tanaman yang berbeda. Tanaman tertentu juga dapat terinfeksi oleh jenis-jenis patogen yang berbeda, yang masing-masing menimbulkan gejala yang berbeda pula. Namun pada dasarnya, gejala penyakit dapat dikategorikan dengan cara yang berbeda-beda. Berdasarkan kerusakan dan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh sel atau jaringan tanaman, gejala penyakit dapat digolongkan ke dalam tiga kategori sebagai berikut:
  1. Kategori nekrotik (necrotic symptoms), juga disebut nekrosa (necrose), yaitu gejala-gejala yang terjadi karena sel atau jaringan tanaman yang terinfeksi menjadi mengalami kerusakan;
  2. Kategori hipoplastik (hypoplastic symptoms), yaitu gejala-gejala yang terjadi karena sel atau jaringan tanaman yang terinfeksi mengalami ertumbuhan terhambat;
  3. Kategori hiperplastik (hyperplastic synptoms), yaitu gejala-gejala yang terjadi karena sel atau jaringan tanaman yang terinfeksi mengalami pertumbuhan berlebihan;
Dari kategori di atas, kategori hipoplastik dan hiperplastik dapat digabungkan sebagai gangguan pertumbuhan, sedangkan gejala yang terjadi karena pertumbuhan yang menyimpang dalam bentuk dan waktu, perubahan warna, dan gangguan pembuluh angkut masing-masing dijadikan kategori tersendiri. Dengan demikian maka gejala penyakit dapat digolongkan menjadi kategori:
  1. Kategori nekrosa (necrose), terdiri atas gejala-gejala yang timbul karena rusak atau matinya sel atau jaringan tanaman, mencakup (a) nekrosis jaringan lunak jika sel atau jaringan yang rusak atau mati terjadi pada jaringan tidak berkayu, (b) nekrosis jaringan berkayu jika sel atau jaringan yang rusak atau mati terjadi pada jaringan berkayu, dan (c) nekrosis organ tebal dan penyimpanan jika sel rusak atau mati terjadi pada sel atau jaringan organ yang berbentuk tebal atau organ penyimpanan. Gejala nekrosis yang terjadi pada jaringan lunak, berkayu, organ maupun penyimpanan disebut antraknose (anthracknose)
  2. Kategori pertumbuhan abnormal (abnormalities in growth), terdiri atas gejala-gejala yang timbul karena sel atau organ tanaman mengalami pertumbuhan terhambat (hipoplasia dan atrofi) atau sel atau jaringan tanaman mengalami pertumbuhan berlebihan (hiperplasia dan hipertrofi).
  3. Kategori metaplastik (metaplastic), terdiri atas gejala-gejala yang timbul karena sel atau jaringan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan organ tertentu berubah menjadi organ lain.
  4. Kategori proleptik (proleptic), terdiri atas gejala-gejala yang timbul karena sel atau jaringan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam pertumbuhan menjadi lebih awal daripada seharunya
  5. Kategori perubahan warna (color changes), terdiri atas gejala-gejala yang timbul karena kerusakan, perkembangan terhambat, atau perkembangan berlebihan dari organela sel yang bertanggung jawab atas pembentukan warna
  6. Kategori layu (wilt), gejala yang terjadi karena rusaknya sel atau jaringan akar atau jaringan pembuluh angkut, yang disebabkan terutama oleh berbagai jenis patogen yang hidup dalam tanah dan dapat terjadi pada banyak jenis tanaman.
Berikut adalah bermacam-macam gejala nekrosa yang terjadi pada jaringan hijau:  
  • Bercak (spot), jaringan mengalami nekrotik berbatas jelas berwarna abu-abu atau coklat, umumnya terjadi pada daun sehingga disebut bercak daun (leaf spot), misalnya gejala bercak daun cordana pada daun pisang. Gejala bercak dibedakan lebih lanjut berdasarkan (1) bentuk dan pola bercak, berpola jaringan nektotik bercak kemudian hancur sehingga bercak menjadi berlubang disebut bercak lubang tembak (shot hole), misalnya gejala bercak tembak pada daun persik, tepinya tidak rata disebut bercak bersudut (angular spot), misalnya gejala bercak bersudut pada daun aneka labu (cucurbita), yang disertai dengan warna berselang-seling gelap dan terang sehingga membentuk pola lingkaran konsentrik disebut bercak sasaran (target spot), misalnya gejala bercak sasaran pada daun tomat, berukuran kecil berbentuk menyerupai bentuk mata disebut bercak mata (eyespot), misalnya gejala bercak mata pada daun jagung, disertai dengan tampaknya organ patogen sebagai titik-titik yang berbeda warna dengan warna gejala maka disebut bercak bernoda (blotch), misalnya gejala bercak bernoda pada daun gandum, (2) warna bercak, jika berwatna abu-abu disebut bercak abu-abu dan jika berwarna coklat disebut bercak coklat, misalnya gejala bercak coklat pada daun padi, (3) waktu terjadinya, bila bercak terjadi pada awal perumbuhan tanaman disebut bercak dini (early spot) misalnya gejala bercak daun dini kacang tanah, dan bila terjadi pada akhir pertumbuhan tanaman disebut bercak lambat (late spot), misalnya gejala bercak daun lambat kacang tanah, (4) ukuran bercak, bercak yang berukuran sangat kecil lazim disebut bintik (fleck atau speck), misalnya gejala bintik bakteri pada daun tomat, (5) kombinasi bentuk dan warna, misalnya gejala bercak coklat sempat pada daun padi.
  • Garis (streak), jaringan mengalami nekrotik memanjang di sepanjang tulang daun jenis-jenis tumbuhan serealia, misalnya gejala garis pada daun padi, sedangkan lajur (stripe) merupakan jaringan nekrotik memanjang di antara tulang daun jenis-jenis tumbuhan serealia, misalnya gejala jalur merah pada daun padi. Jika bercak gejala garis dan gejala lajur menyatu pada bagian-bagian tertentu maka akan menghasilkan gejala nekrosis jaring (net necrosis).
  • Blight (hawar), bercak yang meluas dengan cepat sehingga memenuhi permukaan organ yang bergejala, bila terjadi pada awal pertumbuhan tanaman disebut hawar dini (early blight), misalnya gejala hawar dini pada daun dan buah tomat, dan bila terjadi  menjelang akhir pertumbuhan tanaman disebut hawar lambat (late blight), misalnya gejala hawar lambat pada tomat dan gejala hawar lambat pada kentang.
  • Hangus (scorch), bercak yang meluas dengan cepat dengan bentuk tidak beraturan di antara tulang daun dan di sepanjang tulang daun, misalnya gejala hangus bakteri pada daun almond.
  • Terbakar (fire), mengering, gugur, atau matinya seluruh daun sebagai akibat dari kerusakan yang disebabkan oleh patogen pada akar atau jaringan pembukuh angkut, biasanya mengikuti gejala penyakit lain, misalnya hawar terbakar (fire blight) tanaman apel.
  • Melepuh (scald), pemucatan jaringan permukaan dan jaringan di bawahnya, terjadi pada daun maupun buah, misalnya gejala melepuh pada daun padi
  • Mati pucuk atau malai mendadak (blast), matinya pucuk atau malai yang belum membuka, misalnya gejala mati pucuk mendadak dan mati malai mendadak pada padi 
  • Busuk gugur (shelling), busuk buah yang diikuti dengan gugur secara serempak   
  • Rebah kecambah (damping off), layu dan rebahnya kecambah tanaman sebagai akibat dari rusaknya akar atau batang di dekat permukaan tanah. 
Berikut adalah bermacam-macam gejala nekrosis yang terjadi pada jaringan berkayu: 
Berikut adalah bermacam-macam gejala nekrosis yang terjadi pada organ tebal dan organ penyimpanan:
  • Busuk (rot), nekrosis pada jaringan berbentuk tebal seperti akar dan batang atau organ penyimpanan seperti buah, terdiri atas: (a) busuk basah (soft rot, wet rot), busuk yang disertai dengan keluarnya cairan dan bau kurang sedap dari jaringan terinfeksi, dan (b) busuk kering (dry rot), busuk yang menjadikan jaringan terinfeksi mengering dan mengeras.
  • Mumifikasi (mummification), jaringan yang mengeras terjadi pada buah sehingga buah menjadi kering, keras, dan keriput.
Hipoplasia merupakan kegagalan organ tanaman untuk tumbuh dengan ukuran normal karena berkurangnya jumlah sel yang membentuk organ tersebut, sedangkan atrofi merupakan kegagalan yang sama tetapi terjadi karena berkurangnya ukuran sel yang membentuk organ tersebut. Berikut adalah bermacam-macam gejala pertumbuhan abnormal karena hipoplasia dan atrofi:
  • Kerdil (stunt, dwarf), kegagalan individu tanaman atau organ tanaman untuk tumbuh berukuran normal.
  • Menggerombol (rosetting), daun atau pucuk tumbuh menggerombol berdekatan antara yang tua dan yang muda karena ruas ranting gagal tumbuh berukuran panjang normal.
Hiperplasia merupakan pertumbuhan organ tanaman yang melebihi ukuran normal karena jumlah sel yang membentuk organ tersebut terbentuk melebihi jumlah normal, sedangkan hipertrofi pertumbuhan yang sama tetapi terjadi karena sel-sel yang membentuk organ tersebut berukuran lebih besar daripada ukuran sel normal. Hiperplasia dan hipertrofi menyebabkan terjadinya gejala pembesaran daun dan buah serta pembesaran akar dan batang.

Berikut adalah bermacam-macam gejala pertumbuhan abnormal karena hiperplasia dan hipertrofi yang berupa pembesaran daun dan buah:
  • Keriting (curling), pertumbuhan pucuk datau helai daun yang membengkok sebagai akibat dari pertumbuhan berlebihan pada salah satu sisi organ.
  • Keriput (savoying), pertumbuhan helai daun yang tidak rata melainkan berkerut karena laju pertumbuhan yang tidak merata antar sel atau jaringan yang berdekatan.
  • Kudis (scab), pertumbuhan berlebihan jaringan di bawah epidermis daun, batang, buah, atau umbi batang (tuber) sehingga jaringan epidermis menjadi pecah-pecah, misalnya gejala kudis pada daun dan buah jeruk.
  • Melepuh (blister), pembekakan lokal atau pembesaran sel-sel jaringan epidermis karena akumulasi air atau struktur pertumbuhan patogen.
Berikut adalah bermacam-macam gejala pertumbuhan abnormal karena hiperplasia dan hipertrofi yang berupa pembesaran akar dan batang:
  • Sarkodi (sarcody), akumulasi berlebihan material pada batang di atas buku batang.
  • Tumefaksi (tumefaction), pembengkakan lokal yang melibatkan suatu organ tertentu secara sebagian atau keseluruhan, terdiri atas: (a) bengkak puru (gall), jika terhadi pada sembarang bagian tertentu dari organ, (b) bengkak gada (club), jika terjadi pada bagian ujung dari suatu organ tertentu, dan (c) bengkak simpul (knot), jika terjadi pembengkakan berangkai pada suatu organ.
  • Fasikulasi (fasciculation), pertumbuhan berlebihan organ tambahan (adventitious organ) secara mengumpul pada satu titik, mencakup: (a) sapu (witch's broom) jika terjadi pertumbuhan ranting secara rapat pada satu titik batang atau cabang, dan (b) akar berambut (hairy root) jika terjadi pertumbuhan cabang akar pada satu titik secara berlebihan.
  • Fasiasi (fasciation), pertumbuhan melebar atau memipih dari organ yang seharusnya berbentuk silindris.  
  • Proliferasi (proliferation), pertumbuhan terus menerus suatu organ yang dalam keadaan normal seharusnya tidak tumbuh lagi.
  • Kalus (callus), pertumbuhan berlebihan dari jaringan sehat sebagai tanggapan terhadap luka atau nekrosis seperti misalnya terjadi di sekitar gejala kanker. 
Berikut adalah bermacam-macam gejala metaplastik
  • Filodi (phyllody), perubahan organ bunga menjadi berbentuk seperti struktur daun. 
  • Juvenilodi (juvenillody), pembentukan cabang menyerupai anakan pada tanaman dewasa.
  • Coklat permukaan (russeting), perubahan warna permukaan buah dan umbi batang karena penebalan jaringan di bawah epidermis (suberization).
Berikut adalah bermacam-macam gejala proleptik
  • Prolepsis (prolepsis), pertumbuhan tunas secara dini (premature) dari mata tunas (bud).
  • Absisi proleptik (proleptic abscission), pembentukan jaringan absisi (abscission) secara dini. 
  • Restorasi (restoration), pertumbuhan organ secara tidak diharapkan dari organ yang seharunya tidak mengalami pertumbuhan atau hanya tumbuh secara terbatas (rudimentary).
Gejala dalam kategori perubahan warna sebenarnya dapat terjadi karena nekroses, hipoplasia/atrofi, atau hiperplasia/hipertropfi. Namun karena karena gejala dalam kategori ini dapat terjadi pada banyak jenis tanaman dan disebabkan oleh beraneka jenis patogen dan faktor non-patogenik, maka dikategorikan tersendiri. Berikut adalah macam-macam gejala perubahan warna:
  • Menguning (yellowing), terjadinya kerusakan klorofil atau terhambatnya pembentukan klorofil, jika terjadi secara menyeluruh disebut albikasi (albication) dan jika terjadi sebagian sehingga masih menyisakan warna hijau disebut klorosis (chlorisis)
  • Mosaik (mosaic), klorosis berukuran kecil yang terjadi terjadi secara berselang-seling dengan jaringan berwarna hijau. Jika bercak terang dan gelap berbentuk tidak beraturanb tampak sangat berbeda satu sama lain maka disebut mottling. Jika klorosis menyebar di sekrliling jaringan hijau maka disebut bercak melingkar (ring spot). Jika klorosis terjadi di sepanjang tulang daun disebut vein clearing dan jika terjadi di antara tulang daun maka disebut vein banding.
  • Greening, perubahan warna menjadi lebih hijau daripada biasanya.
  • Virescence, perubahan organ yang seharusnya tidak berwarna hijau menjadi berwarna hijau.
  • Anthocyanescence, perkembangan antosyanin sehingga organ menjadi berwarna keunguan.
  • Pecah warna, perubahan warna yang biasanya menyeluruh menjadi sebagian sebagaimana terjadi pada bunga tulip.
Gejala kategori layu, sebagaimana telah disebutkan, terjadi karena rusaknya sel atau jaringan akar atau jaringan pembuluh angkut. Gejala layu dipisahkan sebagai gejala tersendiri karena disebabkan oleh banyak jenis patogen dengan karakteristik kelayuan yang berbeda-beda bergantung pada jenis patogennya. Misalnya, gejala penyakit layu yang disebabkan oleh jamur biasanya disertai dengan nama genus jamur, sedangkan gejala layu yang disebabkan oleh bakteri disertai dengan kata bakteri. Sebagai contoh:
Klik tautan-tautan di atas untuk membedakan setiap macam gejala layu, baik yang disebabkan oleh jamur maupun yang disebabkan oleh bakteria.

Bermacam-macam Tanda Patogen
Tanda patogen merupakan kenampakan patogen pada permukaan gejala penyakit yang disebabkan oleh patogen tertentu. Berbeda dengan gejala penyakit yang selalu terjadi pada setiap tanaman terinfeksi, tanda patogen terjadi hanya pada infeksi yang terjadi karena patogen tertentu. Berikut adalah macam-macam tanda patogen yang dapat teramati pada bagian gejala tanaman sakit:
  1. Pertumbuhan organ vegetatif patogen pada permukaan jaringan bergejala, miasalnya penyakit kapang hitam tanaman tomat (black mold of tomato), busuk phytophthora tanaman aneka labu, dan busuk-buah rhizopus pada tanaman tomat
  2. Pertumbuhan organ sintasan (survival) atau organ generatif patogen yang tampak lebih mencolok daripada gejalanya sendiri pada permukaan jaringan bergejala penyakit, meliputi: (a) sklerotium (sclerotium), massa padat cempuran miselium dengan sisa tanaman sebagai cadangan makanan, misalnya sklerotium yang disebabkan oleh patogen penyakit busuk putih (cotony rot) aneka tanaman berbatang lunak, (b) casmotesium (chasmothecium), sebelumnya dikenal sebagai kleistotesium (cleistothecium), merupakan organ perkembangbiakan generatif dan organ sintasan jamur tertentu, misalnya casmotesium penyakit tepung, (c) aservulus (acervulus), merupakan bantalan organ perkembangbiakan generatif jamur tertentu, misalnya aservulus pada penyakit antraknose cabai, (d) sorus dengan spora berwarna coklat (karat, rust), misalnya karat daun pada kopi, dan (e) sorus dengan spora berwarna hitam (gosong, smut), misalnya gosong tongkol (common smut) dan gosong malai jantan (head smut) pada jagung
  3. Pertumbuhan badan buah di luar jaringan bergejala awal, terdiri atas: (a) pertumbuhan jamur papan, misalnya jamur papan pada penyakit busuk akar ganoderma tanaman kakao dan penyakit busuk akar ganoderma pada tanaman sawit dan (b) pertumbuhan jamur payung (mushroom), misalnya penyakit busuk akar armilaria pada tanaman kakao.
  4. Pertumbuhan organ vegetatif maupun organ generatif patogen di permukaan organ tanaman yang meluas sampai di luar bagian bergejala, meliputi: (a) organ menyerupai berwarna putih menyerupai kapas (white atau cottony mold), misalnya penyakit jamur putih pada cabai dan penyakit busuk kapas (cottony rot) pada wortel (b) organ menyerupai benang berwarna tertentu (downy mildew), misalnya tanda penyakit bulai pada jagung, (c) organ menyerupai tepung (powdery mildew), misalnya tanda penyakit tepung pada jeruk, dan (d) organ menyerupai jelaga (sooty mold), misalnya tanda penyakit jelaga pada jeruk.
  5. Keluarnya lendir dari jaringan tanaman bergejala, dapat diamati dengan cara memotong organ bergejala dan mencelupkannya ke dalam air jernih di dalam gelas tembus pandang, menandakan bahwa penyakit disebabkan oleh patogen golongan bakteria.
Nama Patogen dalam Nama Gejala Penyakit atau Tanda Patogen
Sebagaimana sudah disebutkan bahwa suatu gejala tertentu dapat disebabkan oleh beberapa jenis patogen yang berbeda, terutama gejala yang dikategorikan sebagai kategori layu. Untuk membedakan maka nama gejala disertai dengan nama patogen. Berikut adalah contoh penggunaan nama patogen sebagai bagian nama gejala penyakit:
  1. Tanaman cabai: gejala layu bakteri dan gejala layu fusarium
  2. Tanaman tomat: (a) gejala layu bakteri dan gejala layu fusarium untuk membedakan dua macam gejala layu, (b) gejala bercak bakteri, gejala bercak hantu, dan gejala bercak-daun abu-abu untuk membedakan tiga macam gejala bercak, dan (3) gejala busuk masam dan gejala busuk rhizopus untuk membedakan dua macam gejala busuk.
  3. Tanaman jagung: tanda gosong tongkol dan tanda gosong malai-jantan untuk membedakan dua macam gejala gosong.
Perhatikan bahwa sebagai keterangan terhadap nama gejala penyakit, nama genus patogen tidak perlu ditulis dengan huruf kapital sebagaimana halnya menulis nama genus sebagai nama ilmiah patogen yang bersangkutan. Juga perlu diperhatikan bahwa nama gejala yang terdiri atas tiga kata sebagaimana misalnya bercak daun abu-abu, sebaiknya perlu diberi tanda garis datar antara kata bercak dan kata daun untuk menandai bahwa kedua kata ini sebagai satu kesatuan yang diterangkan oleh kata abu-abu agar tidak rancu, apakah kata abu-abu menerangkan kata bercak atau kata daun.

Gejala Penyakit atau Tanda Patogen sebagai Nama Patogen dan Nama Penyakit
Nama patogen dapat digunakan sebagai bagian dari nama gejala atau tanda patogen, Sebaliknya, patogen penyebab penyakit yang mempunyai nama ilmiah tertentu juga diberi nama umum berdasarkan pada gejala penyakit yang ditimbulkannya. Nama umum patogen dengan menggunakan nama gejala penyakit yang ditimbulkannya dapat diberikan kepada patogen golongan jamur, bakteri, maupun virus, tetapi sangat umum diberikan kepada patogen golongan virus.

Berikut adalah contoh nama umum patogen golongan jamur dan bakteri yang menggunakan nama gejala penyakit yang ditimbulkannya:
  • Patogen penyakit layu fusarium yang merupakan golongan jamur diberi nama umum jamur layu fusarium
  • Patogen penyakit darah pada tanaman pisang yang merupakan golongan bakteri diberi nama umum bakteri penyakit darah pisang
Berikut adalah contoh nama umum virus dengan menggunakan nama gejala penyakit yang ditimbulkannya:
  • Virus mosaik-kuning buncis (bean yellow-mosaic virus), virus penyebab penyakit dengan gejala mosaik pada tanaman buncis
  • Virus mosaik mentimum (cucumber mosaic virus), virus penyebab penyakit dengan gejala mosaik pada tanaman mentimun.
  • Virus layu-berbercak tomat (tomatu spotted-wilt virus), virus penyebab penyakit dengan gejala layu berbercak pada tanaman tomat
Nama gejala penyakit dan nama tanda patogen penting untuk diketahui sebab digunakan sebagai nama penyakit tumbuhan.

2.1.1.2. Pustaka
Buku teks: Agrios (2005) : Symptoms Caused by Fungi 397, Symptoms Caused by Bacteria 625, Symptoms Caused by Plant Virus 734, Symptoms Caused by Nematoedes 832. 
Websites: Australian Government: Pest and Disease Image Library (PaDIL), IdTools Citrus Diseases: Fact Sheet Index dan Image Gallery, IRRI Rice Knowledge Bank: Diseases, Planet Natural Research Center: Plant Diseases, Purdue University: Symptoms and Signs for Plant Problem Diagnosis – An Illustrated Glossary, UC IPM: Citrus Diseases and Disorders of Leaves and Twigs, University of Florida: Institute of Food and Agricultural Sciences (IFAS) u-scout dan Plant Pathology Guidelines for Master Gardeners, University of Nairobi, Kenya: Signs, Symptoms, and Effect of Plant Diseases, Viskaspedia: Banana, Diseases and Symptoms

2.1.2. PENDALAMAN MATERI KULIAH

2.1.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Kamis, 21 September 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.1.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Kamis, 21 September 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.1.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Projek
Untuk menuntaskan pembelajaran materi 2.1. Gejala Penyakit dan Tanda Patogen sebagai Dasar Mendiagnosis Penyakit Tumbuhan ini, silahkan  mengerjakan projek bersama berikut ini secara berkelompok, setiap kelompok terdiri atas maksimum 3 orang:
  1. Memeriksa tanaman pisang untuk menentukan apakah ada batang pisang yang daunnya menguning dan pelepahnya patah menggantung. Jika ada, mengambil foto untuk memperlihatkan gejala penyakit layu.
  2. Memeriksa daun tanaman pisang untuk menentukan minimal tiga macam gejala penyakit  berbeda yang terdapat terdapat pada daun tanaman pisang, baik pada helai daun yang sama atau helai daun berbeda, dan menentukan gejala penyakit yang mana yang terdapat paling banyak.
  3. Memeriksa daun tanaman pisang untuk menentukan pada macam gejala penyakit yang mana dapat ditemukan tanda patogen dan apa nama tanda patogen yang ditemukan. 
  4. Mengambil foto gejala penyakit yang terdapat paling banyak dengan menggunakan aplikasi OpenCamera dengan memperlihatkan sebagian besar helai daun.
  5. Mengambil foto gejala penyakit yang terdapat paling banyak dengan menggunakan aplikasi OpenCamera untuk memperlihat bagian helai daun yang bergejala.
Selahkan menggunakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan 1-3 untuk mengerjakan Laporan Projek Kuliah selambat-lambatnya pada Kamis, 21 September 2023 pukul 24.00 WITA.

2.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Sebagai pertanggunjawaban adominsitasi bahwa kuliah sudah dilaksanakan, silahkan menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan mengerjakan projek kuliah sebagai berikut:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Sabtu, 16 September 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Kamis, 21 September 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 2 September 2022, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

35 komentar:

  1. Penyakit hyperlasia seperti keriting daun, disebabkan oleh patogen atau kelebihan jaringan saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya
      Penyakit daun keriting merupakan penyakit tanaman yang mana penyebabnya karenakan Patogen (organisme pengganggu tanaman) atau virus yang menginfeksi jaringan tanaman.

      Dengan demikian, sel tanaman berkembang secara abnormal dan berefek pada struktur daun dan pucuk tanaman.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bagaimana Cara Patogen Dapat Menyebabkan Penyakit Pada Tanaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Patogen melakukan penetrasi dari permukaan tanaman ke dalam sel, jaringan atau tubuh tanaman inang melalui empat macam cara yaitu, secara langsung menembus permukaan tubuh tanaman, melalui lubang-lubang alami, melalui luka, dan melalui perantara (pembawa, vektor).

      Hapus
    2. Patogen melakukan penetrasi dari permukaan tanaman ke dalam sel, jaringan atau tubuh tanaman inang melalui empat macam cara yaitu, secara langsung menembus permukaan tubuh tanaman, melalui lubang-lubang alami, melalui luka, dan melalui perantara (pembawa, vektor)

      Hapus
  4. Bagaimana daun pada tanaman yang mengalami nekrosis ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat kekurangan suatu nutrisi atau unsur hara tertentu, daun akan memberikan respon seperti menguning (klorosis), berubah warna menjadi coklat (nekrosis), terlihat seperti terbakar (menjadi putih karena kehilangan klorofil), bentuk daun yang tidak beraturan dan tumbuhnya menjadi kerdil.

      Hapus
  5. Jika suatu tanaman terserang penyakit tumbuhan baik itu jenis virus,bakteri dan jamur.apa tindakan yang perlu kita lakukan untuk tanaman agar tanaman dapat bereproduksi kembali?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang sudah menyerang tanaman kita yakni
      1. Dengam cara kimia yakni menyemprotkan pestisida ke tanaman.
      2. Dengan cara fisik yakni merawat
      3. Dengan cara biologi yaitu menggunakan redator untuk tanaman

      Hapus
  6. Apa perbedaan gejala lokal dan gejala sistemik pada penyakit tanaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang membedakan antara gejala penyakit lokal dan gejala sistemik adalah gejala lokal berkembang hanya di sekitar titik infeksi pada organ tanaman yang terinfeksi sedangkan gejala penyakit sistemik terjadi pada seluruh bagian tanaman setelah infeksi terjadi pada bagian tertentu.

      Hapus
    2. Gejala lokal -> Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak atau kanker.gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar) Gejala sistemik -> Kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya.

      Hapus
  7. Gejala penyakit layu ada disebabkan oleh jamur dan juga bakteri. Apa yang membedakan setiap macam gejala layu pada jamur dan bakteri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk membedakan antara penyakit layu bakteri dan penyakit layu fusarium adalah dengan cara mencabut tanaman yang sakit lalu memotong bagian akarnya. Jika penyakit tersebut merupakan penyakit layu bakteri, pada bekas potongan tadi akan berlendir dan berbau.

      Hapus
  8. Untuk membedakan antara penyakit layu bakteri dan penyakit layu fusarium adalah dengan cara mencabut tanaman yang sakit lalu memotong bagian akarnya. Jika penyakit tersebut merupakan penyakit layu bakteri, pada bekas potongan tadi akan berlendir dan berbau.

    BalasHapus
  9. Dijelaskan gejala penyakit dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu kategori nekrotik,hipoplastik,hiperplastik.
    Apakah dari ke3 kategori tersebut memiliki gelaja?
    Jika iya sebutkan gejala apa sja dari salah satu kategori tersebut!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kategori hipoplastik memiliki gejala sbg berikut:
      Kerdil atau tumbuh terhambat pertumbuhan bagian-bagian tanaman, sehingga ukurannya lebih kecil daripada biasanya.
      Klorosis, yaitu rusaknya kloroplas menyebabkan menguningnya bagian-bagian yang lazimnya berwarna hijau.
      Etiolasi, gejala ini ditunjukkan dengan tanaman yang menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
      Pemusaran (resetting)

      Hapus
  10. Mengapa hama tanaman harus dibasmi secara teratur?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hama tanaman haruslah diberantas cara rutin karena setiap hama tidak akan pergi dengan satu kali usir. Perkembangbiakannya yang cepat membuat hama akan sangat sulit untuk diberantas dan dengan melakukan penyemprotan pestisida secara rutin akan membuat bibit hama itu mati.

      Hapus
  11. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan patogen dalam menimbulkan penyakit?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengaruh komponen patogen dalam timbulnya penyakit sangat tergantung pada kehadiran patogen, jumlah populasi patogen, kemampuan patogen untuk menimbulkan penyakit yaitu berupa kemampuan menginfeksi (virulensi) dan kemampuan menyerang tanaman inang (agresivitas), kemampuan adaptasi patogen, penyebaran, ketahanan hidup

      Hapus
  12. Bagaimana patogen mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengaruh serangan patogen tersebut akan menyebabkanfungsi fisiologis tanaman menjadi tidak normal, yaitu :
      1. Mempengaruhi proses fotosintesis dan translokasi hasil fotosintesis
      2. Mempengaruhi proses translokasi air dan hara dalam tanaman inang
      3. Mempengaruhi proses respirasi tanaman.

      Hapus
  13. Gejala penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Layu Verticillium
      Penyakit layu Verticillium disebarkan oleh jamur yang berasal dari tanah dan dapat memengaruhi tanaman hias serta cabai.
      2. Hawar Phytophthora
      Salah satu penyakit jamur yang paling merusak tanaman cabai adalah hawar Phytophthora. Jamur ini juga kerap menginfeksi tanaman mentimun dan labu.
      3. Busuk
      Salah satu penyakit busuk yang menyerang tanaman cabai, Anthracnose atau antraknosa adalah infeksi jamur yang terutama menyerang buah tanaman. Juga ditemukan pada tomat dan stroberi, antraknosa menyebabkan lesi bulat gelap terbentuk pada cabai.
      4. Embun tepung dan jamur hitam
      Jamur tepung adalah penyakit jamur umum yang dapat menginfeksi banyak tanaman sayuran.
      5. Bercak daun
      Infeksi jamur lain yang biasa menyerang tanaman cabai adalah bercak daun Cercospora. Ini dapat dikenali dari lesi besar melingkar yang terdapat pada daun dan batang cabai.

      Hapus
  14. 1. Layu Verticillium. Penyakit layu Verticillium disebarkan oleh jamur yang berasal dari tanah dan dapat memengaruhi tanaman hias serta cabai.
    2. Hadwar Phytophthora. Salah satu penyakit jamur yang paling merusak tanaman cabai adalah hawar Phytophthora.
    3. Busuk.
    4. Embun tepung dan jamur hitam.
    Bercak daun.

    BalasHapus
  15. Apakah tanaman yang terkena virus mozaik bisa diawetkan untuk diambil nilai seninya? Melihat mozaik adalah seni rupa 2D yang keren.

    BalasHapus
  16. apa yang dimaksud dengan gejala penyakit lokal dan berikan contohnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gejala penyakit lokal pada tanaman merujuk pada gejala yang terbatas pada area tertentu atau bagian-bagian tertentu dari tanaman, bukan menyebar secara merata ke seluruh tanaman. Ini berarti bahwa hanya sebagian kecil tanaman yang terkena penyakit, sementara sebagian besar tanaman tetap sehat. Gejala penyakit lokal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi jamur, bakteri, virus, atau faktor lingkungan tertentu. Berikut beberapa contoh gejala penyakit lokal pada tanaman:

      1. **Bercak Daun:** Bercak daun adalah contoh umum dari gejala penyakit lokal. Bercak-barcak pada daun terbatas pada area tertentu dan dapat disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri. Contohnya adalah "bercak daun hitam" pada tanaman tomat yang disebabkan oleh jamur **Alternaria solani**.

      2. **Penyakit Karat (Rust):** Penyakit karat pada tanaman sering menampilkan gejala lokal berupa bercak-bercak berwarna oranye, coklat, atau merah pada daun atau batang. Contohnya adalah penyakit karat pada tanaman rose yang disebabkan oleh jamur **Puccinia spp**.

      3. **Busuk Buah:** Kadang-kadang, buah tanaman dapat mengalami gejala penyakit lokal seperti pembusukan atau pembusukan pada bagian tertentu dari buah. Contohnya adalah busuk pangkal bunga pada tanaman tomat.

      4. **Penggembungan Batang:** Beberapa infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan penggembungan atau bengkak pada batang tanaman. Contohnya adalah penyakit bengkak pada batang pada tanaman tomat yang disebabkan oleh bakteri **Ralstonia solanacearum**.

      5. **Nekrosis Daun:** Nekrosis daun adalah kondisi di mana daun tanaman mengalami kematian jaringan pada area tertentu. Ini bisa disebabkan oleh berbagai penyakit atau faktor lingkungan seperti cedera fisik. Contohnya adalah nekrosis daun pada tanaman kubis yang disebabkan oleh infeksi bakteri **Xanthomonas campestris**.

      Gejala penyakit lokal penting untuk diidentifikasi dan dikelola dengan tepat karena mereka dapat memberikan petunjuk tentang jenis penyakit yang mungkin terjadi dan tindakan pengendalian yang perlu diambil untuk melindungi tanaman yang sehat.

      Hapus
  17. kenapa Gejala layu dipisahkan sebagai gejala tersendiri??

    BalasHapus
    Balasan
    1. hal ini karena disebabkan oleh banyak jenis patogen dengan karakteristik kelayuan yang berbeda-beda bergantung pada jenis patogennya. Misalnya, gejala penyakit layu yang disebabkan oleh jamur biasanya disertai dengan nama genus jamur, sedangkan gejala layu yang disebabkan oleh bakteri disertai dengan kata bakteri.

      Hapus
  18. Mohon memberikan salah satu contoh tanaman yang mengalami perubahan fisiologis,biokemis,morfologis dan biokemis secara berurutan karena terjadinya interaksi antara patogen dan tanaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Salah satu contoh tanaman yang mengalami perubahan fisiologis, morfologi, dan biokimia yang signifikan selama siklus hidupnya adalah tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Berikut adalah contoh perubahan pada tanaman Tomat:
      Fisiologis: Tanaman tomat mengalami perubahan fisiologis selama proses fotosintesis. Mereka mengubah karbon dioksida dan udara menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari. Selama pembuahan, juga terjadi perubahan fisiologis yang signifikan dalam tanaman tomat.

      Morfologis: Tanaman tomat mengalami perubahan morfologis selama siklus hidup mereka. Dimulai dari benih, kemudian tumbuh menjadi bibit dengan daun pertama (kotiledon), lalu berkembang menjadi tanaman dewasa dengan batang, daun, dan akar yang berkembang. Selama proses ini, tanaman juga akan menghasilkan bunga dan buah tomat.

      Biokimia: Tanaman tomat menghasilkan berbagai kimia biokimia, termasuk likopen, pigmen yang memberikan warna merah pada tomat. Selain itu, tanaman tomat juga menghasilkan senyawa seperti asam askorbat (vitamin C), karotenoid, dan berbagai senyawa lain yang mempengaruhi rasa, warna, dan nutrisi buah tomat.

      Perubahan ini adalah bagian penting dari siklus hidup tanaman tomat dan memungkinkan mereka untuk bertahan hidup, tumbuh, berkembang, dan berkembang biak.

      Hapus