Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Ilmu Penyakit Tumbuhan merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Ilmu Penyakit Tumbuhan bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Jumat, 02 September 2022

1.2. Arti Penting Penyakit Tumbuhan serta Perkembangan dan Ruang Lingkup Ilmu Penyakit Tumbuhan

Pada materi 1.1 kita sudah mendiskusikan mengenai penyakit sebagai faktor kendala produksi pertanian sebagai masalah yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan. Kita juga sudah mendiskusikan pengertian penyakit tumbuhan bersama dengan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan penyakit tumbuhan. Mudah-mudahan semuanya sudah memahami semua yang telah kita diskusikan pada materi 1.1 sebagai dasar untuk melanjutkan mendiskusikan materi 1.2 mengenai arti penting penyakit tumbuhan serta perkembangan dan ruang lingkup ilmu penyakit tumbuhan.  Materi 1.2 ini merupakan bagian kedua dari pokok bahasan mengenai pengertian dan perkembangan penyakit tumbuhan.
1.2.1. MATERI KULIAH

1.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Arti Penting Penyakit Tumbuhan

Sebagaimana sudah diuraikan pada bagian awal materi kuliah 1.1, penyakit tumbuhan mempunyai arti penting terutama karena sebagai kendala produksi tanaman menyebabkan kehilangan hasil. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan dapat dalam bentuk kuantitas dalam bentuk BKH sebagaimana telah diuraikan pada bagian awal materi kuliah ini, atau dalam bentuk kualitas karena menyebabkan penampakan hasil menjadi tidak sebagaimana seharusnya sehingga harganya menjadi menurun. Misalnya kulit buah pisang menjadi tidak menarik karena terinfeksi penyakit frecle sehingga menjadi kurang laku dijual, meskipun isi di dalamnya tidak mengalami kerusakan apapun. Dengan kata lain, produksi tidak menurun secara kuantitas tetapi menurun secara kualitas atau tidak terjadi BKH tetapi terjadi NKH karena harga hasil menjadi berkurang. Kehilangan hasil dalam bentuk BKH dan NKH dapat menimbulkan berbagai dampak lanjutan yang bersama-sama dengan akibat lain yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan menjadikan penyakit tumbuhan mempunyai arti penting.

Berbagai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan mempunyai arti penting adalah sebagai berikut:
  1. Menyebabkan produksi pangan berkurang sangat drastis sehingga menimbulkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi di Irlandia karena pada 1845-1846 kentang yang merupakan tanaman pangan pokok di sana dihancurkan oleh penyakit hawar lambat yang menyebabkan terjadinya gagal panen dan penduduk mengalami kelaparan yang dikenal sebagai kelaparan kentang Irlandia (Irish potato famine). Kelaparan kentang Irlandia ini berdampak lanjutan sebagai berikut: (1) Kelaparan yang dialami menyebabkan banyak rakyat Irlandia mengungsi dan melakukan migrasi besar-besaran ke Amerika Serikat, sedangkan yang masih bertahan memberontak untuk memisahkan diri menjadi republik dari sebelumnya merupakan bagian dari Kerajaan Britania Raya dan Irlandia (The United Kingdom of Great Britain and Ireland), (2) Penyakit yang sama meluas ke Eropa, tetapi tidak menimbulkan kelaparan sedahsyat yang terjadi di Irlandia karena bahan pangan di Eropa yang lebih beragam, tetapi kekurangan pangan menimbulkan menginspirasi Karl Marx menginisiasi Comunist Manifesto dan menulis buku Das Kapital yang mendorong gerakan buruh menjadi semakin radikal, serta berkontribusi terhadap kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I (1914-1918) karena tentaranya yang keluarganya mengalami kerurangan pangan kehilangan semangat berperang.
  2. Menyebabkan lahan menjadi tidak bisa ditanami kembali dengan tanaman yang sama atau tanaman lain yang merupakan inang dari penyakit yang sama sehingga lahan menjadi tidak produktif dan harganya menjadi murah.
  3. Hasil tanaman menjadi terkontaminasi oleh racun yang dihasilkan oleh patogen, yang secara umum dikenal sebagai mikotoksin (mycotoxins) yang terdiri atas golongan: (1) aflatoksin (aflatoxins) yang dihasilkan oleh jamur Penicillium spp., (2) okratoksin (ochratoxins) yang dihasilkan oleh jamur Penicillium spp. dan Aspergillus spp., (3) sitrinin (citrinin) yang dihasilkan juga jamur Penicillium spp. dan Aspergillus spp., (4) alkaloid ergotamin (ergotamine) yang dihasilkan oleh jamur Claviceps spp., (5) patulin (patulin) yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus spp., Penicillium spp., dan Paecilomyces spp., dan (6) toksin fusarium (fusarium toxins) yang dihasilkan oleh jamur Fusarium spp. Mikotoksin menimbulkan masalah keamanan pangan (food safety).
  4. Menambah biaya produksi yang diperlukan untuk pengadaan prasarana dan sarana perlindungan tanaman dari penyakit tumbuhan dan ongkos buruh untuk melakukan aplikasi perlindungan tanaman yang diperlukan untuk mengurangi BKH dan NKH.
  5. Berbagai patogen merupakan bahaya hayati (biohazard) yang peluang masuknya dari luar semakin meningkat seiring dengan meningkatnya lalu lintas orang dan barang sehingga dapat mengancam keanekaragaman hayati (biodiversity), ketahanan hayati (biosecurity), dan ketahanan pangan (food security).
  6. Mengingat potensi merusak yang mematikan dan dapat menjangkau areal yang luas maka patogen tanaman berpotensi disalahgunakan sebagai senjata hayati (biological weapon) dalam perang hayati pertanian (agricultural biowarfare) maupun terorisme hayati pertanian (agro-terrorsm, bioterrorism)
Uraian rinci mengenai kerugian yang dapat ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan disertai dengan uraian mengenai upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dapat dibaca pada halaman situs APS: Hungry Planet: Stories of Plant Diseases​ Instructor Resources. Agar mampu mencegah hal-hal yang telah terjadi atau bisa terjadi dari hal-hal tersebut di atas maka kita perlu mempelajari ilmu penyakit tumbuhan (plant pathology) atau fitopatologi (phytopathology).

Perkembangan Ilmu Penyakit Tumbuhan
Penyakit tumbuhan terjadi sejak manusia mengenal kegiatan bercocok tanam, tetapi ilmu penyakit tumbuhan baru berkembang jauh kemudian. Lucas et al. (1992), dalam artikelnya History of Plant Pathology, menguraikan sejarah perkembangan penyakit tumbuhan ke dalam periode sebagai berikut:
  1. Periode Awal, ketika penyakit tumbuhan dipercayai sebagai kutukan oleh kekuatan adikodrati sehingga untuk mengatasinya dilakukan dengan cara memberikan korban sebagai persembahan. Pada jaman Romawi Kuno, orang Roma membacakan pujian kepada dewa gandum, Robigus, dan mengorgankan anjing merah untuknya pada perayaan Rubigalia untuk menyelamatkan gandum dari penyakit yang mereka sebut debu merah (red sust). Aristoteles, muridnya Plato, mencatat mengenai penyakit tumbuhan sejak 350 SM, dan koleganya Theophrastus membuat spekulasi mengenai penyakit tanaman serealia, legum, dan pohon. Perjanjian Lama menyebut mengenai penyakit tumbuhan, demikian juga dengan Shakespeare yang juga menulis mengenai penyakit, tetapi penyakit ergot menyebabkan orang yang mengkonsumsi roti yang terkontaminasi racun yang dihasilkan oleh jamur penyebab penyakit tersebut, orang-orang yang mengalami keracunan dikatakan sebagai mengalami kutukan. Sejak tahun Masehi sampai kemudian memasuki abad pencetahan (renaissance) (abad ke-15 sampai abad ke-16), pengetahuan mengenai penyakit tumbuhan tidak mengalami perkembangan yang berarti. 
  2. Periode 1600-1800 (pasca-pencerahan), setelah Eropa mengalami periode pencerahan (renaissance, abad ke-15 sampai abad ke-16), ditandai dengan ditemukannya mikroskop sederhana oleh Anton von Leeuwenhoek, seorang bangsa Belanda, pada 1863, yang memungkinkannya melihat objek, termasuk melihat berbagai macam organisme renik, yang sebelumnya tidak bisa dilihat hanya dengan menggunakan mata. Temuan ini mengguncang kepercayaan bahwa penyakit tumbuhan terjadi sebagai kutukan dan melahirkan teori generasi spontan, bahwa penyakit tumbuhan terjadi secara begitu saja dari jaringan tumbuhan yang mengalami kerusakan, atau patogen dipercaya sebagai akibat dari penyakit, bukan sebagai penyebab terjadinya penyakit. Pada periode ini terjadi beberapa temuan penting, misalnya pada 1728 seorang Perancis bernama Duhamel de Monceau menemukan bahwa penyakit saffron yang dihasilkan tanaman Crocus dapat melular, pada 1729 seorang Italia bernama Pier Antonio Micheli menemukan, dengan menggunakan mikroskop sederhana, bahwa jamur tumbuh dari "biji" dan untuk kemudian menghasilkan "biji" kembali, pada 1955 seorang Perancis lainnya bernama Mathieu Tillet membuktikan melalui percobaan bahwa penyakit bunt pada gandum dapat menular dan penularannya dapat dicegah dengan memberikan perlakuan benih, dan akhirnya pada 1807 seorang Swiss bernama Isaac Benedict Prevost membuktikan bahwa penyakit bunt disebabkan oleh jamur dan dapat dikendalikan melalui perlakuan benih dengan merendam benih dalam larutan tembaga sulfat. Namun temuan-temuan tersebut tidak menyebar luas atau dilarang oleh pemerintah sehingga tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu penyakit tumbuhan. Meskipun demikian, periode ini menunjukkan bahwa perkembangan ilmu penyakit tumbuhan memerlukan dukungan teknologi, yaitu mikroskop, dan mesin cetak yang ditemukan oleh Johann Gutenberg pada 1450.
  3. Periode 1800-1900, setelah Eropa mengalami revolusi industri (industrial revolution, 1760 sampai antara 1820-1840), ditandai dengan kemajuan pesat dalam biologi dengan diterbitkannya buku mengenai teori evolusi oleh Charles Darwin dengan dibantu oleh koleganya G. W. Wallace pada 1958, yang kemudian bersama dengan temuan temuan seorang Perancis bernama Louis Pasteur pada 1861 bahwa organisme hanya bisa berasal dari organisme yang sama dan temuan seorang Jerman bernama Heinrich Hermann Robert Koch pada 1876 bahwa patogen dapat diisolasi dan dikembangbiakkan dalam media buatan pada 1881 dalam cawan yang dibuat oleh asistemmya, Julius Richard Petri, sehingga kemudian pada 1884 merumuskan postulat yang sekarang dikenal luas sebagai postulat Koch (Kock's postulates). Pada 1861, seorang Jerman bernama Heinrich Anton de Bary mempublikasikan buku "Recherches sur le developpement de quelques champignons parasites" yang menguraikan bahwa tanaman kentang sehat yang diinokulasi dengan spora jamur Phytophthora infestans penyebab penyakit hawar lambat dapat tertular penyakit yang sama, menunjukkan penetrasi jamur ke dalam jaringan, perkembangan gejala berupa bercak hitam yang dapat meluas dengan cepat, dan pembentukan konidia oleh jamur tersebut. Teori evoluasi dengan didukung oleh temuan Pasteur, Koch, dan de Bary mematahkan teori generasi spontan dan mengawali teori baru bahwa organisme hanya bisa berasal dari organisme sejenis. Pada periode yang sama, Pada periode yang sama, yaitu pada 1858 seorang Jerman lainnya Julius Gotthelf Kühn menerbitkan buku mengenai penyakit tumbuhan, disusul oleh seorang Jerman lainnya lagi, Robert Hartig, yang pada 1874 dan 1882 menerbitkan buku mengenai penyakit pohon hutan, Thomas Jonathan Burrill dari the University of Illinois dan Joseph Charles Arthur dari Cornell University menunjukkan antara 1877-1885 bahwa penyakit bercak pada tanaman apel dan persik disebabkan oleh bakteri, pada 1885 seorang Perancis bernama Pierre-Marie-Alexis Millardet menemukan bubur Bordeaux yang mampu mengendalikan penyakit anggur, pada 1880-an seorang Jerman bernama Adolph Mayer menunjukkan bahwa penyakit mosaik tembakau dapat menular, dan pada 1892 oleh orang Rusia bernama Dimitri Iosifovich Ivanovski membuktikan bahwa mosaik pada tembakau disebabkan oleh entitas berukuran lebih kecil daripada ukuran bakteri yang kemudian pada 1898 dibuktikan oleh seorang Belanda bernama Martinus Willem Beijerinck dapat berkembang di dalam sel tembakau dan dinamainya virus, pada 1883 seorang Jepang bernama Hakaru Hashimoto dapat menularkan agen yang dapat menyebabkan penyakit kerdil pada padi, dan pada 1931 seorang bernama M. B. Waite menunjukkan bahwa lebah madu dapat menjadi vektor penyakit hawar api (fire blight) pada apel dan persik.
  4. Periode 1900-kini, ditandai dengan berdirinya jurusan penyakit tumbuhan di berbagai universitas dan berdirinya balai penelitian khusus penyakit tumbuhan terutama di Amerika Serikat, dilanjutkan dengan temuan W. M. Stanley yang menunjukkan bahwa virus merupakan protein yang dapat berbiak sendiri di dalam sel hidup yang kemudian memenangi hadiah Nobel pada 1935, yang kemudian berhasil dibuktikan lebih lanjut oleh N. W. Pirie pada 1936 bahwa protein tersebut merupakan nukleoprotein karena merupakan gabungan antara asam nukleat dan protein yang kemudian berhasil ditunjukkan strukturnya oleh G. A. Kausche dkk. pada 1939 dengan menggunakan mikroskop elektron. Selama awal periode ini juga diformulasikan fungisida karbamat pada 1940-an, nematisida pada 1950-an, dikembangkan fungisida sistemik pada 1960-an, fungisida penghambat sterol pada 1970-1980-an, diketahui fisiologi penyakit, cara patogen menginfeksi tanaman, dan kemampuan tanaman membentuk senyawa natimikrobial secara lebih mendalam. Pada 1963,  J. E. Vanderplank menerbitkan buku mengenai epidemiologi penyakit tumbuhan yang menggunakan teori mengenai ekologi populasi untuk menjelaskan perkembangan penyakit dalam waktu dan penyebaran penyakit dalam ruang. Seiring dengan berkembangnya epidemiologi penyakit tumbuhan sebagai cabang ilmu penyakit tumbuhan, juga berkembang berbagai cabang lainnya, dan seiring dengan perkembangan biologi molekuler dan komputer maka berkembang cabang ilmu penyakit tumbuhan yang menggunakan biologi molekuler sebagai dasar maupun komputer sebagai sarana penunjang, terutama perkembangan teknik diagnosis penyakit tumbuhan dengan menggunakan dasar-dasar biologi molekuler, teknologi diagnosis penyakit melalui pengolahan citra berbasis komputer, dan pemodelan sebaran penyakit berbasis penginderaan jauh dengan menggunakan aplikasi sistem informasi geografik.
Perkembangan penyakit yang diuraikan sebagai cerita bergambar dapat diperoleh dari APS: Plant Pathology: Past to Present Illustrated Storybook. Perkembangan ilmu penyakit tumbuhan selama abad ke-20 diuraikan oleh Keen (2000) dalam artikelnya A centuri of plant pathology: A retrospective view on understanding host-parasite interactions. Berbagai kejadian penting selama perkembangan ilmu penyakit tumbuhan dapat diperoleh dari liniwaktu ilmu penyakit tumbuhan di Department of Plant Pathology Ohio State University dan Wikipedia.

Ruang Lingkup Ilmu Penyakit Tumbuhan
Sebagaimana sudah diuraikan pada materi 1.1, penyakit tumbuhan terdiri atas penyakit-penyakit infeksi dan yang disebabkan oleh patogen dan penyakit-penyakit non-infeksi yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Berkaitan dengan ini, ilmu penyakit tumbuhan dalam arti sempit mempelajari penyakit-penyakit infeksi dan dalam arti luas mempelajari penyakit-penyakit infeksi maupun penyakit-penyakit non-infeksi. Dalam kaitan dengan penyakit-penyakit infeksi yang dipelajari dalam ilmu penyakit tumbuhan dalam arti sempit, ilmu penyakit tumbuhan merupakan ilmu penyakit tumbuhan yang mempelajari OPT golongan patogen sebagaimana didefinisikan dalam UU No. 12 Tahun 1992 tentang Ssitem Budidaya Tanaman, Namun seiring dengan dicabut dan digantinya UU No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dengan UU No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan yang mendefinisikan perlindungan tanaman sebagai perlindungan tanaman dari OPT dan perubahan iklim maka ruang lingkup ilmu penyakit tumbuhan menjadi mempelajari penyakit dalam arti luas mengingat perubahan iklim merupakan faktor yang merupakan penyebab penyakit non-infeksi.

Ruang lingkup ilmu penyakit tumbuhan dalam mempelajari penyakit infeksi juga dapat berbeda dalam kaitan dengan organisme yang dikategorikan sebagai patogen. Secara umum, patogen mencakup golongan jamur, bakteri, virus, nematoda, dan tumbuhan berbunga parasitik. Namun sebagai hewan, nematoda termasuk OPT golongan hewan dan tumbuhan berbunga parasitik sama-sama merupakan tumbuhan berbunga sebagaimana halnya gulma sehingga dapat digolongan sebagai OPT golongan tumbuhan. Sementara itu, penggunaan teknik-teknik biologi molekuler dalam mengklasifikasikan organisme menyebabkan perubahan besar-besaran dalam taksonomi organisme yang mencakup kelompok taksonomik yang di dalamnya terdapat organisme patogen tanaman. Pemisahan bakteri kelompok tertentu pada 1977 oleh Carl Woese menjadi kelompok tersendiri menyebabkan seluruh organisme diklasifikasikan ulang oleh Carl Woese, Otto Kandler, dan Mark Wheelis pada 1990 ke dalam tiga domain, yaitu Archaea, Bacteria, dan Eukarya. Sekelompok jamur yang sebelumnya digolongkan sebagai dalam kelas Oomycetes dari dari jamur dalam filum Oomycota, pada 2005 dipisahkan dari kerajaan Fungi menjadi klad tersendiri yang disebut Chromalveolata. Perubahan taksonomi dan klasifikasi organisme ini menyebabkan perlunya penyesuaian kelompok organisme yang digolongkan sebagai patogen dalam ilmu penyakit tumbuhan.

1.2.1.2. Pustaka 
Untuk mendalami materi kuliah ini, silahkan klik tautan (link) yang diberikan pada materi kuliah dan membaca pustaka sebagai berikut:
Setiap mahasiswa wajib mengklik tautan Pustaka Wajib untuk mengakses dan/atau mengunduh buku teks, websites, dan/atau artikel jurnal ilmiah untuk dilaporkan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas .

1.2.1.3. Kuiz
Setelah membaca materi kuliah dan pustaka luliah, setiap mahasiswa wajib mengerjakan kuiz secara mandiri dengan mengklik tautan sebagai berikut:
  1. Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuiz selambat-lambatnya pada Rabu, 5 September 2023 pukul 24.00 WITA
  2. Memeriksa Daftar Lembar Jawaban untuk Memastikan Lembar Jawaban Kuiz sudah masuk
Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap kuiz yang tidak dikerjakan.

1.2.2. TUGAS KULIAH

1.2.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Kamis, 14 September 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Kamis, 14 September 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Projek
Untuk mempersiapkan mengerjakan projek menyusun proposal penelitian yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa, silahkan melakukan sebagai berikut:
  1. Mencari seorang petani yang membudidayakan tanaman pisang di dekat tempat tinggal masing-masing, yang bisa diajak berdiskusi mengenai jenis tanaman pisang yang dibudidayakan dan apakah tanaman pisang yang dibudidayakan menghadapi masalah penyakit tumbuhan.
  2. Meminta petani untuk menunjukkan tanaman sakit dan kemudian menggunakan aplikasi GPS Data yang sudah terpasang pada ponsel untuk merekam koordinat geografik LS dan BT serta elevasi tempat tanaman sakit.
  3. Menggunakan aplikasi Open Camera yang sudah terpasang pada ponsel untuk mengambil foto tanaman sakit dengan dengan menunjukkan bagian tanaman yang berpenyakit.
Selahkan menggunakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan 1-3 untuk mengerjakan Laporan Projek Kuliah yang dimasukkan paling lambat Kamis, 14 September 2022 pukul 24.00 WITA.

1.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Sebagai pertanggunjawaban adominsitasi bahwa kuliah sudah dilaksanakan, silahkan menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan mengerjakan projek kuliah sebagai berikut:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Sabtu, 9 September 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Kamis, 14 September 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 2 September 2022, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

40 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Mohon penjelasan tentang apa yang dimaksud nama penyakit yang tergolong menginfeksi tanaman dan penyakit non infeksi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. penyakit yang tergolong non infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh defisiensi hara, cekaman pindah tanam, kelainan genetik, kekeringan dan kebakaran. penyakit yang tergolong infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan mikroba contohnya seperti tungro.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Pada materi diatas disampaikan bahwa penyakit tumbuhan dapat menyebabkan lahan menjadi tidak bisa di tanami kembali, bagaimana agar lahan yang telah di kontaminasi oleh penyakit tumbuhan dapat digunakan kembali?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agar lahan yang telah terkontaminasi dapat digunakan kembali maka perlu diolah tanahnya dan juga pemberian pupuk organik untuk memperbaiki struktur tanah sehingga dapat digunakan kembali

      Hapus
  5. jelaskan penyebab Kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan dapat dalam bentuk kuantitas dalam bentuk BKH atau dalam bentuk kualitas karena menyebabkan penampakan hasil menjadi tidak sebagaimana seharusnya sehingga harganya menjadi menurun. produksi tidak menurun secara kuantitas tetapi menurun secara kualitas atau tidak terjadi BKH tetapi terjadi NKH karena harga hasil menjadi berkurang. sekurangnya ini yang dapat saya ambil jawabannya dari penjelasan diatas

      Hapus
    2. Jawaban:
      Menurut saya, Penyebab Kehilangan hasil yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan kerena adanya perubahan kualitas serta kuantitas produksi tanaman yang kita budidayakan. Adanya perubahan kuantitas serta kualitas disini artinya bahwa, keadaan Fisik ataupun berat hasil produksi yang tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya.

      Hapus
  6. Bagaimana cara penyakit tumbuhan menimbulkan kerugian bagi manusia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penyakit tanaman dapat menimbulkan kerugian secara langsung karena penyakit tanaman mengurangi kuantitas dan kualitas hasil, serta meningkatkan biaya produksi. Kerugian tersebut selanjutnya dapat menyebabkan terjadinya serangkaian kerugian tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat.

      Hapus
    2. serta meningkatkan biaya produksi ,Biaya produksi yang tinggi dapat menyebabkan para konsumen terpaksa membayar harga yang lebih tinggi.

      Hapus
  7. Apa perbedaan antara hama dan penyakit pada tanaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaan hama dan penyakit adalah jenis yang menyerang. Hama adalah hewan yang akan menyerang tanaman petani sedangkan penyakit adalah sebuah bakteri atau virus yang mengancam pertumbuhan tanaman tersebut. Biasanya hama berupa hewan seperti tikus, wereng, ulat,

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Apakah penularan penyakit pada tumbuhan bisa terjadi dan bagaimana penularan tersebut terjadi serta bagaiman cara mengatasinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penularan pada penyakit tentu saja bisa terjadi.Penularan tersebut dapat terjadi melalui angin, air, atau serangga.Cara efektif untuk menekan penularan penyakit adalah mengatur jarak dengan tanaman lainnya. Selain itu, usahakan untuk tidak menanam tanaman secara homogen di lahan. Ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit dari tanaman homogen

      Hapus
  10. Apa tujuan mempelajari penyakit pada tanaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agar kita bisa tahu perkembangan dan pertumbuhan penyakit pada tanaman sehingga kita bisa mengobati dan mencegah penyekit pada tanaman tersebut

      Hapus
    2. Karena penyakit tanaman bersifat merugikan petani secara ekonomis bro. Selain itu penyakit tanaman dapat membuat tanaman yang ditanam jadi beracun dan tidak mantep kalau dimakan.

      Hapus
    3. Tujuan mempelajari penyakit pada tanaman yaitu : kita semua ketahui bahwa pentingnya hasil tanaman pertanian, dan pada tanaman sering kali terjadi penurunan hasil karena berbagai masalah, salah satunya terkena penyakit. Oleh karena itu, mempelajari penyakit pada tanaman ini sangat penting, supaya kita bisa mengetahui bagaimana akibat tanaman itu terserang penyakit, dan kita diharapkan untuk bisa mengendalikan penyakit tersebut.

      Hapus
  11. Pada materi diatas nampak jelas bahwa akibat yang di timbulkan dari penyakit tumbuhan yakni salah satunya yaitu hasil tanaman dapat terkontaminasi oleh patogen mikotoksin. Mohon penjelasan terkait apa itu patogen mikotoksin dan jenis mikotoksin apa saja yang sering ditemukan pada produk pertanian😇🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mikotoksin berasal dari kata mykes yang berarti jamur dan toxini yang berarti racun. Mikotoksin merupakan bahan kimia beracun yang diproduksi oleh beberapa jenis jamur. Jika termakan manusia dalam jumlah tertentu, mikotoksin dapat menyebabkan penyakit bagi manusia dan hewan yang biasanya merupakan efek jangka panjang.

      Terdapat berbagai jenis mikotoksin yang dapat mencemari produk pertanian. Beberapa jenis mikotoksin yang sering ditemukan di antaranya adalah aflatoksin, okratoksin, deoksinivalenol dan nivalenol, zearalenone serta fumonisin. Mikotoksin tersebut sering ditemukan pada beberapa produk hasil pertanian.

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Karena serangan penyakit menyebabkan kerusakan/ perubahan pada tanah itu sendiri, yang dimana terjadi perubahan biologis tanah, perubahan kimia tanah, dan perubahan fisika tanah sehingga tanah menjadi tidak subur yang menyebabkan lahan tersebut tidak bisa ditanami dengan tanaman yang sama.

    BalasHapus
  14. Apa akibat dari penggunaan teknik-teknik biologi molekuler dalam mengklasifikasikan organisme?

    BalasHapus
  15. Faktor apa saja yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan penyakit pun memeliki faktor pendukung untuk menyerang tanaman melalui cuaca, suhu, kelembaban, hama dan bahkan oleh lingkungan

      Hapus
  16. Dari materi di atas menyebutkan bahwa Kehilangan hasil dalam bentuk BKH dan NKH dapat menimbulkan berbagai dampak lanjutan yang bersama-sama dengan akibat lain yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan. Mohon dijelaskan dampak lanjutan yang ditimbulkan tersebut !

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Mengapa nematoda dikatakan sebagai penyebab penyakit dan juga sebagai hama ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nematoda dapat berperan sebagai hama dan juga sebagai penyakit, dikatakan sebagai hama karena nematoda dapat menyerang tanaman dari permukaan tanah dan digolongkan sebagai penyebab penyakit karena dapat masuk kedalam jaringan pembuluh pada akar tanaman.

      Hapus
  19. Bagaimana nematoda merusak tanaman ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nematoda merusak tanaman dengan cara menusuk sel akar dan barang.

      Hapus
  20. Mengapa perubahan iklim menjadi salah satu faktor penyebab penyakit non infeksi pada tanaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena faktor iklim sebagai faktor lingkungan fisik sangat berpengaruh terhadap proses timbulnya penyakit. Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa terhadap siklus hidup patogen, virulensi (daya infeksi), penularan, dan reproduksi patogen. Perubahan iklim berpengaruh terhadap penyakit melalui pengaruhnya pada tingkat genom, seluler, proses fisiologi tanaman dan patogen.

      Hapus
  21. Apakah gejala ataupun respon tanaman yang terinfeksi oleh penyakit infeksi dan penyakit non-infeksi mengalami gejala dan respon yang sama?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya gejalah dan respon tidk sama karna dari pertanyaan kita suda bisa mengetahui bahwa terdapat penyakit infeksi dan non infeksi di mana menjalaskan bahwa penyakit infeksi timbul karena gangguan organisme patogen yang dapat menular
      Sedangkan non infeksi penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen,tidak dapat menularkan penyakit.

      Hapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus